Rajab digelar bulan Allah. Dikatakan begitu karena ia adalah suatu bulan yang mulia dimana Allah telah bermurah hati mengampunkan dosa - dosa hamba - hambanya, mengangkat derajat mereka serta melipat gandaka pahala mereka yang melakukan amal ibadah dalam bulan ini. Sekiranya dalam bulan - bulan biasa, satu kebajikan dibalas dengan 10, tetapi didalam bulan rajab setiap kebajikan dibalas dengan 70. Dalam bulan ini Allah juga menjalankan Nabi Muhammad s.a.w dalam peristiwa isra' dan mi'raj dari madjidil haram (mekkah) ke masjidil aqsa dan dari sana pula dibawa ke sidratul muntaha, untuk menerima kewajiban shalat 5 waktu sehari semalam.
Setiap kali kedatangan bulan Rajab, seorang abidah ( wanita yang taat beribadah ) mewiridkan bacaan "Qulhuallahu Ahad" sebanyak 11 kali selepas shalat subuh. Ini dilakukannya setiap hari sepanjang Rajab pada tiap - tiap tahun. Usaha ini dilakukannya sebagai usaha memuliakan bulan Rajab. Selain itu, wanita ini memakai pakaian yang kasar yang menggantikan pakaian biasa yang dipakainya pada bulan - bulan lain.
Suatu hari, dia jatuh sakit. Sebelum menghembuskan nafas terakhir, wanita ini sempat berwasiat kepada anak - anaknya jika ia mati nanti kafankannya dengan kain kasar yang dipakainya. Dalam keadaan yang tenang, wanita ini menghembuskan nafas yang terakhir. Semasa mengkafankan jenazah ibunya, anak - anaknya merasa aib untuk menggunakan kain kafan yang sudah ujur dan lusuh, lalu menggantikannya dengan kain kafan yang baru.
Pada malam itu, anaknya bermimpi berjumpa ibunya. Ibunya bertanya mengapa mereka tidak mematuhi wasiatnya. Perbuatan mengkafannya dengan kain baik menyebabkan ibunya tidak neridhai mereka. Sebaik saja anaknya terjaga, dia merasa sangat sedih dan menyesal atas perbuatannya. Dia segera kekuburan pada malam itu juga lalu menggali kuburan ibunya untuk menggantikan kain kafan yang lusuh. Alankah terkejutnya ia melihat mayat ibunya tidak ada disitu. Anaknya merasa heran. Tiba - tiba kedengaran satu suara " hai anak ! tidakkah engkau tahu bahwa orang yang memuliakan bulan Rajab tidak akan sendirian didalam kubur". Mendengar suara itu, anaknya segera faham. Dia pun menimbun kembali kuburan yang digalinya lalu pergi meninggalkannya. Wallahu 'Alam... (int)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar