بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Orang yang dibenci oleh iblis



            Raulullah s.a.w bertanya kepada iblis : “ kalau kau benar jujur, siapakah manusia yang paling engkau benci ?’
            Iblis segera menjawab : “ kamu, kamu, dan orang sepertiu adalah makhluk Allah yang paling aku benci !”
            Rasulullah : “ siapa selanjutnya ?”
            Iblis : “ pemuda yang bertakwa yang memberikan dirinya mengabdi kepada Alla SWT.”
            Rasulullah : “ lalu siapa lagi ?”
iblis : “ orang yang selalu bersuci”.
Rasulullah : “ siapa lagi ?”
Iblis : “ seorang fakir yang bersabar dan tak pernah mengeluh kesulitannya kepada orang lain, wahai Muhammad, jika ia tidak mengeluhkan kesulitannya kepada orang lain selama 3 hari, Alla akan memberi pahala orang – orang yang sabar.”
Rasulullah : “ selanjutnya siapa ?”
Iblis : “orang kaya yang bersyukur.”
Rasulullah : “ apa tanda kesyukurannya ?”
Iblis : “ ia mengambil kekayaan dari tempatnya, dan mengeluarkanya juga dari tempatnya.”
Rasulullah : “ orang seperti apa Abu Bakar menurutmu ?”
Iblis : “ ia tidak pernah menurutiku dimasa jahiliyah, apa lagi dalam islam.”
Rasulullah : “  Umar bin Khatab ?”
Iblis : “ demi Allah setiap berjumpa dengannya aku pasti kabur.”
Rasulullah : “  Usman bin Affan ?”
Iblis : “ aku malu kepada orang yang malaikat pun malu kepadanya.”
Rasulullah : “  Ali bin Abi Thalib ?”
Iblis : “ aku berharap darinya agar kepalaku selamat, dan berharap ia melepaskanku dan aku melepaskanya. Tetapi ia tak akan mau melakukan itu. (Ali bin Abi Thalib selalu berzikir kepada Alla SWT.”

Senyum dihadapan orang muslim




Dari Abu zar r.a, dai berkata :  Rasulullah s.a.w bersabda : “ senyummu dihadapan saudaramu ( sesma muslim) adalah sedekah bagimu.”
            Hadist yang agung ini menunjukkan keutamaan tersenyum dan menampakkan muka manis dihadapan orang muslim, yang hasdist ini semakna dengan sabda Rasululla s.a.w dalam hadist yang lain, “ janganlah sekali – kali engkau menganggap reneh suatu perbuatan baik, meskipun engkau menjumpai saudaramu dengan wajah yang ceria ”. mutiara hikmah yang dapat kita pertik dari hadist ini antara lain adalah :
  • Menanamkan wajah ceria dan berseri – seri ketika bertemu dengan orang muslim akan mendapatkan ganjaran pahala seperti pahala besedekah.
  • Keutamaan dalam hadist ini lebih dikuatkan dengan perbuatan nabi s.a.w sendiri, sebagaiman yang disebutkan  oleh sahabat yang mulia, Jarir Bin Abdullah al Bajali r.a dia berkata “Rasulullah s.a.w tidak pernah melarangku untuk mrnrmuai baliau sejak aku masuk islam. Dan beliau tidak pernah memandangku kecuali keadaan tersenyum kepadaku.
  • Menampakkan wajah manis dihadapan seorng muslim akam menyebabkan hatinya merasa senang dan bahagia, dan melakukan perbuatan yang menyebabkan bahagianya hati seorang muslim adalah suatu kebaikkan dan keutamaan.
  • Imam ad-Dzahabi menyebutkan kaidah penting sehubungan dengan masalah ini, ketika beliau mengomentari ucapan Muhammad bin Nu’man bin Abdussalam, yang mengataka, “ aku tidak pernah melihat orang yang lebih tekun beribadah melebihi Yahya bin Hamad, dan aku mengira ia tidak pernah tertawa. ”. (int)



Mangkuk Cantik, Madu dan Sehelai Rambut

Rasulullah s.a.w dengan sahabat - sahabatnya Abu Bakar,Umar, Ustman dan Ali bertamu kerumah Ali. Dirumah Ali, istrinya Sayidatina Fathimah, menghidangkan untuk mereka madu yang diletakkan didalam sebuah mangkuk yang cantik, dan ketika madu itu dihidangkan sehelai rambut terikut didalam mangkuk itu. Baginda Rasulullah kemudian meminta kesemua sahabatnya untuk membuat suatu perbandingan terhadap ketiga benda tersebut (mangkuk yang cantik, madu dan sehelai rambut).


Abu bakar berkata, " iman itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, orang yang beriman itu lebih manis dari madu, dan mempertahankan iman itu lebih susah dari meniti sehelai rambut ".

Umar berkata : " kerjaan itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, seorang raja itu lebih manis dari madu, dan memerintah dengan adil itu lebih sulit dari meniti sehelai rabut ".

Utsman berkata, " ilmu itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, orang yang menuntut ilmu lebih manis dari madu, dan beramal dengan ilmu yang dimiliki itu lebih sulit dari meniti sehelai rambut ".

Ali berkata, "tamu itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, menjamu tamu itu lebih manis dari madu, dan membuat tamu senang sampai kembali pulang kerumahnya adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut".

Fathimah berkata, "seorang wanita itu lebih cantik dari sebuah mangkuk yang cantik, wanita yang berpurdah itu lebih manis dari madu, dan mendapatkan seorang wanita yang tak pernah dilihat orang lain kecuali muhrimnya lebih sulit dari meniti sehelai rambut".

Rasulullah SAW berkata, "seseorang yang mendapat taufiq untuk beramal adalah lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, beramal dengan amal yang baik itu lebih manis dari madu, dan berbuat amal dengan ikhlas lebih sulit dari meniti sehelai rambut".

Malaikat Jibril AS berkata, "menegakkan pilar - pilar agama itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik, menyerahkan diri, harta dan waktu untuk usaha agama itu lebih manis dari madu, dan mempertahankan usaha agama sampai akhir hayat lebih sulit dari meniti sehelai rambut".

Allah SWT berfirman, "surga - Ku lebih cantik dari magkuk yang cantik itu, nikmat surga - Ku itu lebih manis dari madu, dan jalan menuju surga - Ku adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut". (int)

Hidup dan Keimanan

Dari Abdullah bin Mas’ud r.a, ia berkata bahwa Rasulullah saw. telah menceritakan kepada kami dan beliau adalah orang yang paling benar dan dibenarkan perkataannya, “Sesungguhnya sebagian kalian dikumpulkan bahan ciptaannya di rahim ibunya 40 hari dalam bentuk nuthfah. Kemudian menjadi ‘alaqah dalam masa yang sama (40 hari), kemudian menjadi mudghah dalam masa yang sama (40 hari). Kemudian Allah mengutus malaikat kepada ciptaan itu, lalu malaikat meniupkan ruh ke dalamnya dan diperintahkan untuk menuliskan empat ketetapan; Ketetapan rezki; Amal perbuatannya; Ajal usianya; Dan nasibnya di akhirat, sengsara (penghuni neraka) atau bahagia (penghuni surga). Demi Zat yang tidak ada Tuhan selain-Nya, sesungguhnya ada salah seorang dari kalian yang melakukan perbuatan penghuni surga hingga antara jarak antara dia dengan surga sejauh satu hasta, lalu catatan takdirnya yang lebih dulu telah menggariskan hingga ia melakukan perbuatan penghuni neraka dan (akhirnya) ia masuk ke dalam neraka. Dan sesungguhnya ada orang yang melakukan perbuatan penghuni neraka hingga jarak antara dia dengan neraka sejauh satu hasta, lalu catatan takdirnya yang lebih dulu telah menggariskan, hingga ia melakukan perbuatan penghuni surga dan (akhirnya) ia masuk ke dalam surga. (H.R. Bukhari dan Muslim)

Bunyi hadits di atas adalah:

Doa Nabi Daud a.s Memohon Cinta Allah

Nabi Daud ’alihis-salaam merupakan seorang hamba Allah yang sangat rajin beribadah kepada Allah. Hal ini disebutkan langsung oleh Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam. Nabi Daud ’alihis-salaam sangat rajin mendekatkan diri kepada Allah. Beliau sangat rajin memohon kepada Allah agar dirinya dicintai Allah. Beliau sangat mengutamakan cinta Allah lebih daripada mengutamakan dirinya sendiri, keluarganya sendiri dan air dingin yang bisa menghilangkan dahaga musafir dalam perjalanan terik di tengah padang pasir. Inilah penjelasan Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam mengenai doa Nabi Daud tersebut:



Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Di antara doa Nabi Daud ’alihis-salaam ialah: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu cintaMu dan cinta orang-orang yang mencintaiMu dan aku memohon kepadaMu perbuatan yang dapat mengantarku kepada cintaMu. Ya Allah, jadikanlah cintaMu lebih kucintai daripada diriku dan keluargaku serta air dingin.” Dan bila Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam mengingat Nabi Daud ’alihis-salaam beliau menggelarinya sebaik-baik manusia dalam beribadah kepada Allah.” (HR Tirmidzi 3412)

Doa adalah ibadan dan Sumber Kemuliaan

Dalam sebuah hadis Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menjelaskan bahwa doa merupakan ibadah. Lalu beliau mengutip sebuah ayat dari Al-Qur’an yang menggambarkan bahwa doa merupakan perintah Allah. Allah juga berfirman bahwa orang yang menyombongkan diri dengan tidak menyembah Allah alias tidak beribadah kepada Allah, maka tempatnya di neraka. (QS Al-Mu’min ayat 60)

Hijrah Nabi dan Menetap di Madinah

BEBERAPA PERISTIWA PENTING

Pertama

Tersebarnya berita tentang masuk Islamnya sekelompok penduduk Yatsrib (Madinah), membuat orang-orang kafir Quraisy semakin meningkatkan tekanan terhadap orang-orang Mukmin di Makkah.

Lalu Nabi saw. memerintahkan kaum Mukminin agar hijrah ke kota Madinah. Para sahabat segera berangkat menuju Madinah secara diam-diam, agar tidak dihadang oleh musuh. Namun Umar bin Khattab justru mengumumkan terlebih dahulu rencananya untuk berangkat ke pengungsian kepada orang-orang kafir Makkah. Ia berseru, “Siapa di antara kalian yang bersedia berpisah dengan ibunya, silakan hadang aku besok di lembah anu, besuk pagi saya akan hijrah.” Tidak seorang pun berani menghadang Umar.

Kedua

Setelah mengetahui kaum Muslimin yang hijrah ke Madinah itu disambut baik dan menda¬pat penghormatan yang memuaskan dari penduduk Yatsib, bermusyawarahlah kaum kafir Quraisy di Darun Nadwah. Mereka merumuskan cara yang diambil untuk membunuh Rasululah saw. yang diketahui belum berangkat bersama rombongan para sahabat. Rapat memutuskan untuk mengumpulkan seorang algojo dari setiap kabilah guna membunuh Nabi saw. bersama-sama. Pertimbangannya ialah, keluarga besar Nabi (Bani Manaf) tidak akan berani berperang melawan semua suku yang telah mengu¬tus algojonya masing-masing. Kelak satu-satunya pilihan yang mungkin ambil oleh Bani Manaf ialah rela menerima diat (denda pembunuhan) atas terbunuhnya Nabi. Keputusan bersama ini segera dilaksanakan dan para algojo telah berkumpul di sekeliling rumah Nabi saw. Mere¬ka mendapat instruksi: “Keluarkan Muhammad dan rumahnya dan langsung pengal tengkuknya dengan pedangmu!”

Ketiga

Menatap Wajah Allah

Kata Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah, “Ini merupakan puncak kerinduan pecinta surga dan bahan kompetisi mereka. Dan untuk hal ini seharusnya orang-orang bekerja keras untuk mendapatkannya.”

Nabi Musa pernah meminta hal ini. Dijawab oleh Allah swt. seperti yang tertera di ayat 143 surat Al-A’raf.

Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa, “Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau.” Tuhan berfirman, “Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku. Tapi lihatlah ke gunung itu, jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku”. Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata, “Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman.”

Ada tujuh pelajaran dari ayat di atas:

Kisah - kisah Keajaiban Sedekah Dalam Menyembuhkan Bernagai Penyakit

Sedekah bisa menjadi obat bagi penyakit Anda! Rasulullah n bersabda :

دَاوُوْا مَرْضَاكُمْ بِالصَّدَقَةِ

“Obatilah orang yang sakit di antara kalian dengan sedekah.” (HR. Baihaqi)

فِتْنَةُ الرَّجُلِ فِي أَهْلِهِ وَ مَالِهِ وَ نَفْسِهِ وَ وَلَدِهِ وَ جَارِهِ يُكَفِّرُهَا الصِّيَامُ وَالصَّلاَةُ وَالصَّدَقَةُ وَاْلأَمْرُ بِالْمَعْرُوْفِ وَالنَّهْيُ عَنِ الْمُنْكَرِ

“Ujian yang menimpa seseorang pada keluarga, harta, jiwa, anak, dan tetangganya bisa dihapus dengan puasa, shalat, sedekah, dan amar makruf nahi munkar.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Inilah kisah-kisah nyata yang akan membuat semua orang beriman terpana. Betapa sedekah memiliki keajaiban tiada tara. Namun, mengapa masih banyak orang yang tidak gemar melakukannya?
Baca dulu kisahnya, dan semoga akan segera tergugah jiwa Anda. Bagi saudaraku yang masih terbaring sakit, walaupun Anda mungkin masih menjalani pengobatan medis, tak mengapa, tetaplah bersedekah. Dengan keikhlasan niat dan kemantapan iman, sedekah yang Anda keluarkan itu insya’ Allah akan mempercepat kesembuhan Anda. Simak baik-baik kumpulan kisah nyata di bawah ini!


Bisul di Wajahnya Sirna

Disebutkan di dalam kitab Shahihut Targhib wat Tarhib 964 M, dari Imam Baihaqi v, bahwa ia berkata, “Ada kisah Syaikh Hakim Abi ‘Abdillah v, bahwa ia memiliki bisul di wajah dan telah diobati dengan berbagai macam obat, tapi tak kunjung sembuh juga. Sudah hampir satu tahun lamanya bisul tersebut menghinggapi wajahnya. Kemudian ia meminta kepada Ustadz Imam Abu ‘Utsman Ash-Shobuni untuk mendoakannya di majelis beliau pada hari Jumat. Beliau pun mendoakannya dan diamini oleh banyak orang.

Pada hari Jumat berikutnya ada seorang wanita yang menyampaikan selembar surat yang mengatakan bahwa sesampainya di rumah, ia kemudian bersungguh-sungguh dalam mendoakan Hakim Abu ‘Abdillah pada malam harinya. Lalu dalam tidurnya, ia bermimpi bertemu dengan Rasulullah n yang seakan-akan bersabda kepadanya, “Katakan kepada Abu ‘Abdillah agar melapangkan air bagi kaum muslimin.” Kemudian aku membawa surat tersebut kepada Hakim. Lalu Hakim memerintahkan agar membuat galian di depan pintu rumahnya. Setelah galian tersebut selesai dikerjakan, beliau memerintahkan agar memenuhi galian tersebut dengan air dan kerikil. Orang-orang pun mulai mengambil air tersebut untuk minum. Tidak sampai satu pekan, tanda-tanda kesembuhan telah nampak pada Abu ‘Abdillah. Maka wajahnya telah kembali tampan seperti sedia kala. Setelah peristiwa itu beliau masih hidup selama beberapa tahun.[1]

Galilah Sumur, dan Sakitmu Akan Sembuh

Becermin Pada Soliditas Sahabat

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat”. (Al-Baqarah: 214)

Ayat ini dan ayat-ayat yang senada dengannya dapat ditemukan pada tiga tempat dalam Al-Qur’an, yaitu surah Ali Imran: 142 yang berbunyi, “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal Allah belum mengetahui orang-orang yang berjuang diantara kamu dan orang-orang yang bersabar”, dan surah Al-Ankabut: 2-3, “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, sehingga Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta”. (Al-Ankabut: 2-3).

Secara historis, ayat-ayat di atas memang ditujukan kepada para mujahid generasi pertama dari umat ini, namun secara makna ayat ini lebih tepat untuk dijadikan bahan tarbiyah bagi mereka yang diserahkan amanah dakwah IlaLlah untuk memelihara soliditas dan keteguhan mereka, bahwa kemenangan itu dekat dan identik dengan perjuangan, cobaan dan ujian. Hanya mereka yang solid yang berhak meraih “kemenangan yang hakiki”. Seperti yang tersirat dari jawaban Allah atas pertanyaan dan keluhan Rasul dan para sahabatnya “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat”.

Sayyid Quthb memahami ayat di atas, bahwa pertolongan Allah akan diberikan kepada mereka yang konsisten hingga akhir hayat, yang tetap mantap meskipun dalam penderitaan dan kesengsaraan, tetap teguh dan tegar ketika menghadapi goncangan, dan pada puncaknya mereka yakin bahwa tidak ada pertolongan melainkan pertolongan Allah. Pada level tertinggi ini, barulah mereka layak dan berhak mendapat surgaNya setelah ujian yang maksimal dan bersabar di atasnya. Bahkan secara khusus dalam salah satu ceramahnya memperingati peristiwa hijrah Rasulullah saw, Sayyid Quthb mengingatkan, bahwa orang yang berhak memperingati sejarah keagungan perjuangan dakwah Rasulullah bersama para sahabatnya adalah mereka yang telah mampu mengangkat jiwa mereka pada level tertinggi dari sikap zuhud terhadap harta, zuhud terhadap kedudukan serta zuhud dalam bentuk apapun dari kemungkinan bisa memalingkan konsistensinya dari jalan dakwah, karena ada yang lebih besar dari itu semua, yaitu surga Allah swt.

Allah Tidak Suka Kezhaliman

Dari Abu Dzar al-Ghifari –semoga Allah meridhainya- dari Nabi saw., menyampaikan apa yang diterimanya dari Roabnya, bersabda, “Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya Aku telah mengharamkan kezhaliman atas diri-Ku dan Aku menjadikannya haram di antara kalian, maka janganlah kalian saling menzhalimi.” (Muslim)

Hadits di atas merupakan penggalan dari hadits panjang yang diriwayatkan oleh Muslim dari Sa’id Bin ‘Abdil-‘Aziz dari Rabi’ah Bin Zaid, dari Abu Idris dari Abu Dzar Al-Ghifari.

Allah swt. menegaskan bahwa Dia mengharamkan diri-Nya melakukan kezhaliman. Padahal Dia mempunyai kemampuan untuk melakukannya. Betapa tidak, alam semesta Dia yang menciptakan dan Dia pula yang menggenggamnya. Dialah yang memberi rezki dan kehidupan kepada seluruh anggota alam raya. Pada jemari-Nya kehidupan dan kematian setiap makhluk. Apa yang tidak bisa Dia lakukan?

“Sesungguhnya Allah, Dialah Pemberi rezki Yang mempunyai kekuatan lagi Perkasa.” (Adz-Dzariyat: 57)

“Yang menciptakan kematian dan kehidupan.” (Al-Mulk: 2)

Namun demikian, dengan segala kemahakuasaan, kemahaperkasaan, kemahagagahan itu, Dia tidak melakukan kezhaliman sekecil apa pun kepada makhluk-Nya. Karena Dia telah mengharamkannya untuk dirinya.

“Dan aku tiadalah akan melakukan kezhaliman kepada hamba-hamba-Ku.” (Qaf: 29)

“Dan Allah tidak menghendaki kezhaliman bagi sekalian alam.” (Ali ‘Imran: 108)

Azh-zhulmu (kezhaliman) adalah wadh’usy-syai fi ghairi maudhi’ihi (menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya). Jika Allah sedemikian anti terhadap kezhaliman, maka orang yang mengklaim sebagai hamba Allah dan cinta kepada-Nya seharusnya menyesuaikan diri.

Bentuk-bentuk Kezhaliman

Kepribadian Muslim

Apa yang terbayang di benak kita ketika berbicara mengenai Kepribadian Muslim? Mungkin ada yang menjawab; Kepribadian muslim itu tercermin pada orang yang rajin menjalankan Islam dari aspek ritual seperti shalat. Ada yang mengatakan kepribadian muslim itu terlihat dari sikap dermawan dan suka menolong orang lain atau aspek sosial. Mungkin ada yang berpendapat kepribadian muslim itu terlihat dari penampilan seseorang yang kalem dan baik hati.

Jawaban di atas hanyalah satu aspek saja dan masih banyak aspek lain yang harus melekat pada pribadi seorang muslim. Oleh karena itu standar pribadi muslim yang berdasarkan Al Qur’an dan Sunnah merupakan sesuatu yang harus dirumuskan, sehingga dapat menjadi acuan bagi pembentukan pribadi muslim.

Ada beberapa karakteristik yang harus dipenuhi seseorang sehingga ia dapat disebut berkepribadian muslim, yaitu :

Durhaka Kepada Orang Tua

Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya ‘ah’, dan janganlah kamu membentak mereka. [QS. Al-Isra' (17): 23]
‘Uquuqul walidain (durhaka kepada orang tua) adalah dosa besar. Karena itu, Rasulullah saw. –seperti yang dikutip oleh Ibnu Al-Atsir dalam kitabnya An-Nihaayah—melarang perbuatan durhaka kepada kedua orang tua.

Seseorang dikatakan ‘aqqa waalidahu, ya’uqquhu ‘uqaaqan, fahuwa ‘aaqun jika telah menyakiti hati orang tuanya, mendurhakainya, dan telah keluar darinya. Kata ini merupakan lawan dari kata al-birru bihi (berbakti kepadanya).

Kata al-’uquuq (durhaka) berasal dari kata al-’aqq yang berarti asy-syaq (mematahkan) dan al-qath’u (memotong). Jadi, seorang anak dikatakan telah durhaka kepada orang tuanya jika dia tidak patuh dan tidak berbuat baik kepadanya, atau dalam bahasa Arab disebut al-’aaq (anak yang durhaka). Jamak dari kata al-’aaq adalah al-‘aqaqah. Berdasarkan pemaknaan ini, maka rambut yang keluar dari kepala seorang bayi yang baru lahir dari perut ibunya dinamakan dengan aqiiqah, karena rambut itu akan dipotong.

Yang dimaksud dengan al-’uquuq (durhaka) adalah mematahkan “tongkat” ketaatan dan “memotong” (memutus) tali hubungan antara seorang anak dengan orang tuanya.

Jadi, yang dimaksud dengan perbuatan durhaka kepada kedua orang tua adalah mematahkan “tongkat” ketaatan kepada keduanya, memutuskan tali hubungan yang terjalin antara orang tua dengan anaknya, meninggalkan sesuatu yang disukai keduanya, dan tidak menaati apa yang diperintahkan atau diminta oleh mereka berdua.

Sebesar apa pun ibadah yang dilakukan oleh seseorang hamba, itu semua tidak akan mendatangkan manfaat baginya jika masih diiringi perbuatan durhaka kepada kedua orang tuanya. Sebab, Allah swt. menggantung semua ibadah itu sampai kedua orang tuanya ridha.

Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas r.a. bahwa dia berkata, “Tidaklah seorang muslim memiliki dua orang tua muslim, (kemudian) dia berbakti kepada keduanya karena mengharapkan ridha Allah, kecuali Allah akan membukakan dua pintu untuknya –maksudnya adalah pintu surga–. Jika dia hanya berbakti kepada satu orang tua (saja), maka (pintu yang dibukakan untuknya) pun hanya satu. Jika salah satu dari keduanya marah, maka Allah tidak akan meridhai sang anak sampai orang tuanya itu meridhainya.” Ditanyakan kepada Ibnu ‘Abbas, “Sekalipun keduanya telah menzaliminya?” Ibnu ‘Abbas menjawab, “Sekalipun keduanya telah menzaliminya.”

Oleh karena itu ketika ada seseorang yang memaparkan kepada Rasulullah saw. tentang perbuatan-perbuatan ketaatan (perbuatan-perbuatan baik) yang telah dilakukannya, maka Rasulullah saw. pun memberikan jawaban yang sempurna yang dikaitkan dengan satu syarat, yaitu jika orang itu tidak durhaka kepada kedua orang tuanya.

Sifat Malu Kaum Wanita

Malu adalah akhlak yang menghiasi perilaku manusia dengan cahaya dan keanggunan yang ada padanya. Inilah akhlak terpuji yang ada pada diri seorang lelaki dan fitrah yang mengkarakter pada diri setiap wanita. Sehingga, sangat tidak masuk akal jika ada wanita yang tidak ada rasa malu sedikitpun dalam dirinya. Rasa manis seorang wanita salah satunya adalah buah dari adanya sifat malu dalam dirinya.


Apakah sifat malu itu? Imam Nawani dalam Riyadhush Shalihin menulis bahwa para ulama pernah berkata, “Hakikat dari malu adalah akhlak yang muncul dalam diri untuk meninggalkan keburukan, mencegah diri dari kelalaian dan penyimpangan terhadap hak orang lain.”

Abu Qasim Al-Junaid mendefinisikan dengan kalimat, “Sifat malu adalah melihat nikmat dan karunia sekaligus melihat kekurangan diri, yang akhirnya muncul dari keduanya suasana jiwa yang disebut dengan malu kepada Sang Pemberi Rezeki.”

Ada tiga jenis sifat malu, yaitu:

KATA-KATA BIJAK DARI CEO KELAS DUNIA

oleh Kamal Gondrong Rokan pada 10 April 2011 jam 22:54
**************************
Takut akan kegagalan seharusnya tidak menjadi alasan untuk tidak mencoba sesuatu.
Kepemimpinan adalah Anda sendiri dan apa yang Anda lakukan.

Frederick Smith,
Pendiri Federal Express
**************************

Kejujuran adalah batu penjuru dari segala kesuksesan, Pengakuan adalah motivasi terkuat.
Bahkan kritik dapat membangun rasa percaya diri saat "disisipkan" diantara pujian.

May Kay Ash,
Pendiri Kosmetik Mary Kay
**************************

Jika Anda dapat memimpikannya, Anda dapat melakukannnya.
Ingatlah, semua ini diawali dengan seekor tikus, Tanpa inspirasi.... kita akan binasa.

Walt Disney,
Pendiri Walt Disney Corporation
**************************

Uang merupakan hamba yang sangat baik, tetapi tuan yang sangat buruk.

P.T. Barnum,
Anggota Pendiri Sirkus Barnum & Bailey

Kisah Pohon Apel & Anak Laki - Laki

Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari. Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula pohon apel sangat mencintai anak kecil itu. Waktu terus berlalu.

Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya. Suatu hari ia mendatangi pohon apel. Wajahnya tampak sedih. "Ayo ke sini bermain-main lagi denganku," pinta pohon apel itu.

"Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi," jawab anak lelaki itu. "Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk

membelinya."

Pohon apel itu menyahut, "Duh, maaf aku pun tak punya uang, tetapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu." Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu memetik semua buah apel yang ada di pohon dan pergi dengan penuh suka cita. Namun, setelah itu anak lelaki tak pernah datang lagi. Pohon apel itu kembali sedih.

Suatu hari anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel sangat senang melihatnya datang. "Ayo bermain-main denganku lagi," kata pohon apel. "Aku tak punya waktu," jawab anak lelaki itu. "Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Maukah kau menolongku?" "Duh, maaf aku pun tak memiliki rumah. Tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu," kata pohon apel. Kemudian anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon apel itu dan pergi dengan gembira. Pohon apel itu juga merasa bahagia melihat anak lelaki itu senang, tapi

Ketabahan Budak Zunairah

Satu diantara budak muslim adalah zunairah, budak abu jahl.karena keyakinannya itulah ia diintrogasi oleh abu jahl. “benarkah kamu telah menganut agama islam ?” Tanya abu jahl. “ benar, aku percaya pada seruan Muhammad, karena itu aku mengikutinya,” jawab zunairah.
Untuk menggoyahkan keyakinan budaknya, Abu jahl bertanya pada kawan – kawannya, “ hai kawan – kawan, apakah kalian juga mengikuti seruan Muhammad ?”, “TIDAK…!!!!”, jawab mereka serempak. “ nah, sekira apa yang dibawa Muhammad itu baik, tentu mereka akan lebih dulu mengikutinya”, kata abu jahl melecehkan budaknya. Maka dipukullah zunairah itu secara keji sehingga matanya luka parah dan akhirnya menjadi buta. Melihat mata budaknya menjadi buta, abu jahl membujuknya. “ mata mu menjadi buta itu akibat kamu masuk islam. Coba kamu tinggalkan agama Muhammad itu, matamu akan sembuh kembali”, katanya.
Betapa sakit hati zunairah mendengar olok – olokan itu. “kalian semua adalah

Doa Seorang Gadis

Yaa Allah....



Aku berdo'a untuk seorang pria yang akan menjadi bagian dari hidupku. Seseorang yang sungguh mencintaiMu lebih dari segala sesuatu. Seorang pria yang akan meletakkanku pda posisi kedua dihatinya setelah Engkau. Seorang pria yang hidup bukan untuk dirinya sendiri tetapi untukMu. Wajah tampan dan daya tarik fisik tidaklah penting. Yang penting adalah sebuah hati yang sungguh mencintai dan dekat dengan Engkau dan berusaha menjadikan sifat-sifatMu ada pada dirinya. Dan ia haruslah mengetahui bagi siapa dan untuk apa ia hidup sehingga hidupnya tidaklah sia-sia.



Seseorang yang memiliki hati yang bijak tidak hanya otak yang cerdas. Seorang pria yang tidak hanya mencintaiku tapi juga menghormatiku.



Sorang pria yang tidak hanya memujaku tetapi juga dapat menasihatiku ketika aku berbuat salah.



Seseorang yang mencintaiku bukan karena kecantikanku tapi karena hatiku. Seorang pria yang dapat menjadi sahabat terbaikku dalam setiap waktu dan situasi. Seseoarang yang dapat membuatku merasasebagai seorana wanita ketika aku disisinya.



Seorang pria yang membutuhkan dukunganku sebagai peneguhnya. Seorang pria yang membutuhkan do'aku untuk kehidupannya. Seseorang yang membutuhkan senyumku untuk mengatasi kesedihannya. Seseorang yang membutuhkan diriku untuk membuat hidupnya menjadi sempurna.



Yaa Allah....

Sedekah Tak Mengurangi Harta

SedekahSedekah tidaklah mungkin mengurangi harta ... Yakinlah!

Dari Asma’ binti Abi Bakr, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda padaku,

لاَ تُوكِي فَيُوكى عَلَيْكِ

“Janganlah engkau menyimpan harta (tanpa mensedekahkannya). Jika tidak, maka Allah akan menahan rizki untukmu.”

Dalam riwayat lain disebutkan,

أنفقي أَوِ انْفَحِي ، أَوْ انْضَحِي ، وَلاَ تُحصي فَيُحْصِي اللهُ عَلَيْكِ ، وَلاَ تُوعي فَيُوعي اللهُ عَلَيْكِ

“Infaqkanlah hartamu. Janganlah engkau menghitung-hitungnya (menyimpan tanpa mau mensedekahkan). Jika tidak, maka Allah akan menghilangkan barokah rizki tersebut[1]. Janganlah menghalangi anugerah Allah untukmu. Jika tidak, maka Allah akan menahan anugerah dan kemurahan untukmu.”[2]


Syurga Rindukan Empat Orang

Rasulullah S.A.W mengatakan : "syurga merindukan empat orang. Pertama orang yang senantiasa membaca Al - Qur'an. Nampaknya wajar jikalau syurga merindukan ahli qur'an ini karena sejak didunia saja mereka sudah diservis oleh Allah dengan ketenangan batin, kemuliaan dan selalu diingat oleh-Nya.
Kedua, penjaga lidah, subhanallah...begitu banyak kenikmatan yang akan kita raih, dengan lisan kita berdakwah, dengan lisan kita bertilawah, dengan lisan kita berdoa.
Ketiga orang yang memberi makan orang lain. Bila kita membari minum kepada

Memudahkan Orang yang Sedang Kesulitan

Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, dari Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :

Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mu’min dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya hari kiamat.

Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya akan Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat

dan siapa yang menutupi (aib) seorang muslim Allah akan tutupkan aibnya di dunia dan akhirat.

Allah selalu menolong hambanya selama hambanya menolong saudaranya.

Siapa yang menempuh jalan untuk mendapatkan ilmu, akan Allah mudahkan baginya jalan ke syurga.

Sebuah kaum yang berkumpul di salah satu rumah Allah membaca kitab-kitab Allah dan

Selalu Ada Jalan Keluar

Pernahkan Anda menemui jalan buntu? Sebenarnya jalan buntu itu adalah suatu istilah untuk sebuah jalan yang tertutup. Hanya saja, orang sering mendramatisir seolah tidak ada jalan lain lagi untuk mencapai tujuan kita. Jika sebuah jalan buntu, memang tidak ada jalan keluar jika kita hanya berpikir itu satu-satunya jalan. Padahal, di luar sana masih banyak jalan yang bisa kita lalui.

Kesalahan kita ialah seringkali mempersempit pandangan kita. Seperti uraian diatas, pandangan kita sempit, kita hanya memikirkan jalan tersebut saja, sehingga seolah peluang kita mencapai tujuan telah sirna. Namun, jika kita mau memperluas pandangan, sebenarnya masih banyak jalan-jalan lain yang bisa kita lalui.

Jalan buntu adalah

perbedaan Zakat, Infaq dan shodaqoh

Yang jadi pertanyaan saya adalah

1. Apa arti dan perbedaan SEDEKAH, ZAKAT dan INFAQ?
2. Salahkah saya? Kalau selama ini ketika saya memberikan uang tsb saya niatkan membayar sedekah dan infaq!
3. Apakah saya menyalahi aturan kalau zakat/infaq tsb saya berikan kepada saudara-saudara saya yg kurang mampu seperti keponakan, kakak/adik saya sendiri?

jawaban :
1. Zakat, infaq, dan shodaqoh merupakan kebuktian iman kita kepada allah dan sesama muslim yang membutuhkannya. Kalau kita melihat dari penggunaan ayat-ayat Al-Quran istilah shadaqah, zakat, dan infaq sebetulnya menunjuk kepada satu pengertian yaitu sesuatu yang dikeluarkan. Zakat, infaq dan shadaqah memiliki persamaan dalam peranannya memberikan kontribusi yang signifikan dalam pengentasan kemiskinan.

Adapun perbedaannya yaitu zakat hukumnya wajib sedangkan infaq dan sedekah hukumnya sunnah. Atau zakat yang dimaksudkan adalah sesuatu yang wajib dikeluarkan, sementara infaq dan shadaqah adalah istilah yang digunakan untuk sesuatu yang tidak wajib dikeluarkan. Jadi pengeluaran yang sifatnya sukarela itu yang disebut infaq dan shadaqah. zakat ditentukan nisabnya sedangkan infaq dan sedekah tidak memiliki batas, zakat ditentukan siapa saja yang berhak menerimanya sedangkan infaq boleh diberikan kepada siapa saja.

Perbedaannya juga dapat dicermati antara lain yaitu; 1) Zakat itu sifatnya wajib dan adanya ketentuannya/batasan jumlah harta yang harus zakat dan siapa yang boleh menerima. 2.Infaq : sumbangan sukarela atau seikhlasnya (materi) 3.Sedekah: lebih luas dari infaq, karena yang disedekahkan tidak terbatas pada materi saja.

Sedangkan pengertian sedekah, zakat dan infaq yaitu sebagai berikut;

Orang Bertakwa Tidak Pernah Merasa Miskin

Berikut pelajaran berharga yang kami peroleh dari penjelasan Ahmad bin Abdul Halim Al Haroni (Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah). Semoga bermanfaat.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,
Adapun mengenai firman Allah Ta’ala,
{ وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا } { وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ }
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. Ath Tholaq: 2-3). Dalam ayat ini diterangkan bahwa Allah akan menghilangkan bahaya dan memberikan jalan keluar bagi orang yang benar-benar bertakwa pada-Nya. Allah akan mendatangkan padanya berbagai manfaat berupa dimudahkannya rizki. Rizki adalah segala sesuatu yang dapat dinikmati oleh manusia. Rizki yang dimaksud di sini adalah rizki dunia dan rizki akhirat.
Sebagian orang mengatakan, “Orang yang bertakwa itu tidak pernah merasa fakir (miskin atau merasa kekurangan) sama sekali.” Lalu ada yang bertanya, “Mengapa bisa begitu?” Ia menjawab, “Karena Allah Ta’ala berfirman:

Rasulullah S.A.W dan Pengemis Buta

Di satu sudut pasar Madinah Al- Munawarah ada seorang pengemis Yahudi buta, hari demi hari apabila ada orang yang mendekatinya ia selalu berkata “Wahai saudaraku jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya kalian akan dipengaruhinya”.

Namun tanpa disedari pengemis Yahudi buta, setiap pagi Rasulullah saw mendatanginya dengan membawa makanan, dan tanpa berkata sepatah kata pun Rasulullah saw menyuapi makanan yang dibawanya kepada pengemis itu walaupun pengemis itu selalu berpesan agar tidak mendekati orang yang bernama Muhammad. Begitulah yang dilakukan oleh baginda pada setiap hari sehinggalah ke saat kewafatannya.

Setelah kewafatan Rasulullah tidak ada lagi orang yang

Penolong Misterius

Ketika senja telah turun mengganti siang dengan malam, seorang laki-laki bergegas mengambil air wudhu. Memenuhi panggilan adzan yang bergaung indah memenuhi angkasa.

"Allahu Akbar!" suara lelaki itu mengawali shalatnya.

Khusyuk sekali ia melaksanakan ibadah kepada Allah. Tampak kerutan di keningnya bekas-bekas sujud. Dalam sujudnya, ia tenggelam bersama untaian-untaian do'a. Seusai sholat, lama ia duduk bersimpuh di atas sajadahnya. Ia terpaku dengan air mata mengalir, memohon ampunan Allah.

Dan bila malam sudah naik ke puncaknya, laki-laki itu baru beranjak dari sajadahnya.

"Rupanya malam sudah larut...,"bisiknya.

Ali Zainal Abidin, lelaki ahli ibadah itu berjalan menuju gudang yang penuh dengan bahan-bahan pangan. Ia pun membuka pintu gudang hartanya. Lalu, dikeluarkannya karung-karung berisi tepung, gandum, dan bahan-bahan makanan lainnya.

Di tengah malam yang gelap gulita itu, Ali Zainal Abidin membawa karung-karung tepung dan gandum di atas punggungnya yang lemah dan kurus. Ia berkeliling di kota Madinah memikul karung-karung itu, lalu menaruhnya di depan pintu rumah orang-orang yang membutuhkannya.

Di saat suasana hening dan sepi, di saat orang-orang tertidur pulas, Ali Zainal Abidin memberikan sedekah kepada fakir miskin di pelosok Madinah.

"Alhamdulillah...,

Sifat kasih Rasulullah

Dalam suatu khutbahnya Rasulullah s.a.w telah menyeru supaya manusia berbuat baik antara satu sama lain terutama terhadap anak – anak yatim, janda – janda juga terhadap binatang. Pada suatu hari ketika Baginda berjalan pulang kerumahnya, lalu dilihat seekor kucing sedang tertidur dengan anak – anaknya diatas jubah yang hendak dipakainya.siakp baginda yagng cinta akan binatang membuat baginda menggunting sebagian jubahnya yang selebihnya untuk dipkai. Dengan itu kucing – kucing tersebut tidak terganggu. Suatu ketika yang lain pula baginda sedang berjalan – jalan disuatu lorong dibandar, tiba – tiba

Iblis Membangkang

Iblis membangkang dan enggan mematuhi perintah Allah seperi para malaikat yang lain, yang segera bersujud dihadapan Adam sebagai penghormatan bagi makhluk Allah yang akan diberi amanat menguasai bumi dengan segala apa yang hidup dan tumbuh diatasnya serta yang terpendam didalamnya. Iblis merasa lebih mulia, lebih utama dan lebih agung dari Adam karena ia diciptakan dari unsur api, sedang adam dari tanah dan lumpur.
kebanggan atas asal usulnya menjadikan ia sombong dan merasa rendah untuk menghormati adam seperti para malaikat yang lain, walaupun diperintah oleh Allah.
Allah bertanya kepada iblis, " apa yang mencegahmu sujud menghormati sesuatu yang telah Aku ciptakan dengan tangan-Ku ?"
Iblis menjawab,

Kristian Masuk Islam

Alkisah menyebutkan bahwa dikota aray terdapat qadhi yang kaya raya. Suatu hari kebetulan hari asyura' datanglah seorang miskin meminta sedekah. Berkatalah simiskin tadi : " wahai tuan qadhi,adalah saya seorang miskin yang mempunyai tanggungan keluarga. Demi kehormatan dan kemulian hari ini, saya meminta pertolongan dari pada tuan, maka berilah saya sedekah sekadarnya berupa sepuluh keping roti, lima potong daging dan uang lima dirham."
Qadhi menjawab : " datanglah selepas waktu dzuhur !", selepas shalat dzuhur si miskin pun datang demi memenuhi janjinya. Sayangnya si qadhi kaya itu tidak menepati janjinya dan menyuruh lagi simiskin datang selepas shalat ashar. Apabila ia datang selepas waktu yang dijanjikan untuk kali keduanya itu, ternyata si qadhi tidak memberikan apa - apa. Maka pergilah simiskin dari rumah si qadhi dengan penuh kecewa.

Diwaktu si miskin berjalan mencari - cari, ia melintas didepan seorang kristian yang sedang duduk - duduk didepan rumahnya. Kepada seorang kristian itu si miskin meminta sedekah, " tuan, demi keagungaan dan kebesaran hari ini berikanlah saya sedekah untuk menafkahi keluarga saya". Si kristian bertanya,

Akhlak Mulia Hiasan Terindah

Al - Ahnaf bin Qais tergolong dari golongan ulama - ulama yang terkenal dizaman hidupnya. Pada suatu hari datang pemuda dari suku Tai'yi berkunjung kerumahnya. Rumah Al - ahnaf memang senantiasa dikunjungi oleh orang ramai, terutama oleh murid - murid dan sahabat - ssahabatnya. Mereka sekalian menziarahinya dengan tujuan untuk menuntut ilmu darinya. Kedatangan pemuda dari suku tai'yi itu sangat menarik perhatiannya. Al - ahnaf mendapati pemuda itu sangat tampan serta kacak. Lalu ia pun bertanya : " wahai orang muda, adakah engkau menghiasi wajahmu dengan sesuatu ?". " Benar tuan, sungguh saya telah menghisai wajah saya dengan sesuatu", ujarnya dengan sopan serta ringkas. Pemuda itu menyambung lagi : " kalau saya bercakap saya tidak bohong, kalau orang bercakap saya dengar, kalau saya berjanji saya tepati dan jika saya diberikan suatu amanah saya tidak khianat". Mendengar jawaban yang benar itu, maka Al- ahnaf berkata : " benar seperti katamu wahai orang muda, sungguh engkau telah menghiasi dirimu dengan akhlak mulia". (int)

Wanita Berhati Mulia

Seorang wanita berhati mulia pemimpin para ibu. Seorang ibu yang telah menganugrahkan anak tunggal yang mulia pembawa risalah yang lurus dan kekal, rasul yang bijak pembawa hidayah.
Dialah Aminah binti Wahab. Ibu dari Muhama mad bin Abdullah yang diutus oleh Allah sebagai rahmat seluruh alam.
Cukuplah baginya kemuliaan dan kebanggaan yang tidak dapat dipungkiri, bahwa Allah azza wa jalla memilihnya sebagai ibu seoarang rasul mulia dan nabi yang terakhir.
Berkatalah Muhammad puteranya tentang nasabnya.
"Allah telah memilih aku dari kinanah, dan memilih kinanah dari suku quraisy bangsa Arab. Aku berasal dari keturunan orang-orang yang baik, dari orang - orang yang baik". dengarlah sabdanya lagi "Allah memindahkan aku dari sulbi - sulbi yang baik dari rahim - rahim yang suci secara terpilih dan terdidik. tiadalah bercabang dua, melainkan aku dibagian yang yang terbaik". Aminah bukan saja ibu dari seorang Rasul atau Nabi, tetapi juga wanita pengukir sejarah.
Karena risalah yang dibawa putera tunggalnya sempurna, benar dan kekal sepanjang zaman. Suatu risalah yang bermaslahat bagi umat manusia. Berkatalah ibnu ishaq tentang aminah binti wahab ini. " Pada waktu itu ia merupakan gadis yang termulia nasab dan kedudukannya disuku quraisy."

Rajab Bulan Allah

Rajab digelar bulan Allah. Dikatakan begitu karena ia adalah suatu bulan yang mulia dimana Allah telah bermurah hati mengampunkan dosa - dosa hamba - hambanya, mengangkat derajat mereka serta melipat gandaka pahala mereka yang melakukan amal ibadah dalam bulan ini. Sekiranya dalam bulan - bulan biasa, satu kebajikan dibalas dengan 10, tetapi didalam bulan rajab setiap kebajikan dibalas dengan 70. Dalam bulan ini Allah juga menjalankan Nabi Muhammad s.a.w dalam peristiwa isra' dan mi'raj dari madjidil haram (mekkah) ke masjidil aqsa dan dari sana pula dibawa ke sidratul muntaha, untuk menerima kewajiban shalat 5 waktu sehari semalam.

15 bukti keimanan


Al- Hakim meriwayatkan kepada Alqamah bin haris r.a berkata, aku datang kepada Rasulullah s.a.w dengan tujuh orang dari kaumku. Kemudian setelah kami memberi salam dan beliau tertarik dan bertanya , “siapakah kamu ini ?”, jawab kami, “kami adalah oarag beriman.” Kemudian baginda bertanya, “ setiap perkataan ada buktinya, apakah bukti keimanan kamu?” jawab kami,”buktinya 15 perkara. 5 perkara yang engkau perintahkan kepada kami, 5 perkara yang diperintahkan oleh utusanmu kepada kami dan 5 perkara yang kami terbiasakan sejak zaman jahilliyah.” Tanya Nabi s.a.w, “apa 5 perkara yang aku perintahkan kepada kamu itu?”, jawab mereka,” kamu telah perintahkan kami untuk beriman kepada Allah, kitab – kitabNya, rasul – rasuNya, percaya kepada takdir Allah yang baik maupun yang buruk.”
Selanjutnya tanya nabi s.a.w, “apakah 5 perkara yang diperintahkan para utusaku itu?” jawab mereka,”kami diperintahkan oleh para utusanmu untuk bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan engkaulah utusan Allah, hendaknya kami mendirikan shalat wajib, mengerjakan puasa dibulan Ramadhan, menunaikan zakat dan haji bila mampu.”
Tanya Rasulullah s.a.w selanjutnya, “apakah 5 perkara yang